Ustadz Zaid Susanto Lc, hafidzahullah
Seorang syaikh ditanya, perkara apa yang paling berat bagi hati? Jawaban beliau adalah ikhlas. Orang orang yang ikhlas, benar-benar tidak peduli dengan pandangan manusia karena ia benar-benar mengharap keridhoan Allah semata, tidak takut celaan dan tidak mengharap pujian dari makhluk. Sebaliknya, riya, adalah melakukan amal ibadah untuk mendapatkan pujian dan kedudukan dimata manusia.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari jalan Abu Hurairah bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda yang artinya: ‘’Sesungguhnya orang yang pertama akan diadili oleh Allah adalah seorang yang mati syahid (di mata manusia), maka orang ini didatangkan (menghadap Allah), diberitahukan kepadanya nikmat-nikmatnya dan iapun mengetahuinya. Maka Allah bertanya kepadanya, ‘’Apa yang engkau lakukan di dalam nikmat tersebut?’’ Maka ia menjawab, ‘’Sungguh aku telah berperang karena Engkau, sehingga aku mati syahid.’’ Maka Allah berfirman, ‘’Engkau dusta. Akan tetapi, engkau berperang supaya dikatakan pemberani, dan pujian itu telah
engkau dapatkan…,’’ HR Muslim.
Demikianlah potongan hadits menunjukkan pada kita betapa riya’ menghancurkan keikhlasan dan menghapuskan amal ibadah kita.
Pada kajian kali ini akan dibahas mendalam mengenai definisi riya’, sum’ah dan ujub serta pembahasan mengenai betapa pentingnya niat dan keikhlasan dalam ibadah kita. Semoga Allah memberi taufiq kepada kita agar dapat meluruskan niat untuk memperoleh pahala-Nya semata. Amin
Ustadz Zaid Susanto - Bahaya Riya’Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari jalan Abu Hurairah bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda yang artinya: ‘’Sesungguhnya orang yang pertama akan diadili oleh Allah adalah seorang yang mati syahid (di mata manusia), maka orang ini didatangkan (menghadap Allah), diberitahukan kepadanya nikmat-nikmatnya dan iapun mengetahuinya. Maka Allah bertanya kepadanya, ‘’Apa yang engkau lakukan di dalam nikmat tersebut?’’ Maka ia menjawab, ‘’Sungguh aku telah berperang karena Engkau, sehingga aku mati syahid.’’ Maka Allah berfirman, ‘’Engkau dusta. Akan tetapi, engkau berperang supaya dikatakan pemberani, dan pujian itu telah
engkau dapatkan…,’’ HR Muslim.
Demikianlah potongan hadits menunjukkan pada kita betapa riya’ menghancurkan keikhlasan dan menghapuskan amal ibadah kita.
Pada kajian kali ini akan dibahas mendalam mengenai definisi riya’, sum’ah dan ujub serta pembahasan mengenai betapa pentingnya niat dan keikhlasan dalam ibadah kita. Semoga Allah memberi taufiq kepada kita agar dapat meluruskan niat untuk memperoleh pahala-Nya semata. Amin
Sumber: radiomuslim.com
0 comments:
Posting Komentar